Lotim.mediajurnalindonesia.id-
Ahmad Ernady, Ketua DPD Partai Garuda NTB
Ekonomi berbasis potensi lokal merupakan komoditi yang wajib diusahakan untuk diwujudkan. Basis ekonomi masyarakat yang kini sedang menggejala pun berangkat dari adanya keuntungan perbandingan . Misalnya di daerah A komoditi unggulannya kelapa, sedangkan di daerah B komoditi unggulannya kopi maka kedua komoditi tersebut akan sama-sama memberikan nilai lebih bagi kedua daerah. Komoditas A dapat dipasarkan di daerah B dan sebaliknya komoditas B dapat dipasarkan di daerah A.
Begitulah ilustrasi yang dipakai oleh Adam Smith yang dikenal sebagai Bapaknya kapitalisme. Lalu kemudian menjadi isme yang mendunia sampai-sampai Indonesia yang mempunyai norma ekonomi kerakyatan terhuyung-huyung menghadapi cara kerjanya. Jadi di sini bukan komoditinya yang menjadi masalah melainkan isme di mana norma nya individual/ kelompok tertentu. Sedangkan isme ekonomi kerakyatan dikatakan isme gotong royong masyarakat/komunal.
Nah dalam kesempatan nya nanti tema arah baru Lombok Timur yang akan dihela oleh SJP- Nasruddin sedapat mugkin ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dapat dikelola secara di mana koperasi sebagai bentuknya.
Dengan demikian koperasi dapat memperluas obyek garapannya. Tidak saja pada penghimpunan modal usaha lalu bagi-bagi hasil usaha di setiap tahunnya melainkan dapat memperbesar skala usahanya juga.
Bagaimana pun ekonomi kerakyatan sudah termaktub dalam UUD 1945 pasal 33, sebagai azas hukum tertinggi di republik ini. Oleh karenanya tidak ada keraguan untuk tidak mencoba merealisasikannya. Dari yang selama ini berbasis modal individual dapat menjadi berbasis ekonomi gotong royong.
Dengan demikian apa pun komoditas lokal sedapat mungkin yang mengusahakannya adalah koperasi. Masyarakat harus dicoba untuk dibukakan literasi mengenai perlunya usaha bersama dalam rangka menggalakkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi local. Tentunya ini harus berusaha diwujudkan walaupun mungkin dalam skala terbatas, misalnya dari satu desa ke desa yang lain. Dengan kata lain ada pola percontohan yang bisa saja ditempuh dalam rangka menjadikannya pilot project .
Jika nantinya dilihat out putnya bagus kemudian dapat diperluas.
Koperasi di desa A mengusahakan yang sesuai dengan komoditas unggulannya. Begitu pula dengan desa B, C dan seterusnya. Semuanya dapat mendirikan koperasi untuk memperbesar skala usaha, sehingga apa pun komoditas local yang ada dapat memberikan pengaruh besar bagi jalannya roda perekonomian masyarakat.
Periri Bale Langgak: Arah baru Lombok Timur harus mencoba mengayuh model ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal ini, sehingga jargon arah barunya menemukan realitasnya di lapangan.
Jika nantinya ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dapat berjalan setahap demi setahap maka dapat menjadi kekuatan baru perekonomian masyarakat untuk mencoba berjalan beriringan dengan kecenderungan isme individual (kapitalisme). Artinya ada alternatif model isme ekonomi berazaskan gotong royong yang coba diterapkan di masyarakat.
Bagaimana pun isme atau faham gotong royong tentunya out putnya lebih besar kepada masyarakat local, karena memang modalnya dari dan ke masyarakat.
Jika ini bisa trealisasi ujungnya pemerintah tidak perlu terlalu risau dengan ada tidaknya investor. Bagaimana pun investor nya adalah masyarakat sendiri. Inilah sebenarnya ide yang ditawarkan oleh koperasi yang diperjuangkan “mati-matian” oleh para ekonom struktural yang diimami oleh Bung Hatta dahulu.
Pada perjalanannya derap pembangunan ekonomi kerakyatan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan dikarenakan adanya system kapitalisme yang mem-bypass nya. Kapitalisme yang diusung memang dengan cepat memberikan efek, namun efeknya tidak memberikan pengaruh kuat pada terbangunnya pondasi ekonomi masyarakat. Melainkan hanya membangun ekonomi para pemodal individu dan kelompok elit lainnya.
Oleh karena itu sekali lagi penulis sangat terkesan dengan misi SJP- Nasruddin yang mencoba menawarkan arah baru Lombok Timur dengan mengusung ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal. Realisasinya kemudian tentu saja dengan mengusahakan semua potensi-potensi lokal dengan system koperasi. Semoga niat mulia bakal calon Bupati / Wakil Bupati SJP- Nasruddin ini dapat diwujudkan kelak sekira ada garis nasib membawanya menjadi Lombok Timur 1 dan 2