Sumbawa Barat.Mediajurnalindonesia.id – Sektor pertambangan masih mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat. Tak tanggung-tanggung, nilai PDRB KSB kuartal tahun 2017 – 2021 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp. 23.767. 388,78 dalam juta rupiah. Dengan nilai 23 persen lebih itu, bahkan cukup mencengangkan dan sangat disayangkan jika kemudian isu penutupan salah satu perusahaan tambang di wilayah itu akan dilakukan.
Sementara, dari sisi distribusi PDRB sendiri yang berasal dari pajak/royalti dari perusahaan Amman Mineral tentu saja bertolak belakang dengan apa yang dituding oleh sejumlah pihak, bahwa tambang Batu Hijau tidak berdampak terhadap perekonomian KSB.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbawa Barat melalui Bagian Statistisi Ahli Pertama, Dwi Sulistiarini, S.St, dihubungi, Rabu (28/12/2022) mengatakan, bahwa PDRB KSB dari sektor pertambangan kurun waktu 2017 – 2021 terus mendominasi hingga menembus angka 81,89 persen.
“Nilai itu termasuk distribusi dari pertambangan lainnya bukan dari PT. AMNT sendiri. Khusus pertambangan Kategori B, pertambangan dan penggalian/Mining and Quarrying ini berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp. 19.464.121.51 dalam juta rupiah pada tahun 2021. Distribusi ini terus mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2018 -2021,” terangnya.
Selain itu, pihaknya tak memungkiri jika realisasi investasi Kabupaten Sumbawa Barat dari sektor pertambangan pun sangat signifikan hingga berpengaruh pada perputaran ekonomi masyarakat yang dinamis. Dari data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) setempat mencatat, pada kuartal II/2021 realisasi investasi senilai Rp1,023 triliun.
Capaian itu lebih besar Rp727 miliar jika dibandingkan dengan capaian investasi pada kuartal I/2021 senilai Rp296 miliar, sehingga realisasi investasi di Sumbawa Barat masih terkonsentrasi pada sektor tambang dan diikuti oleh sektor lainnya.BPS KSB juga melaporkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) diwilayah setempat turun jika dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun 2021 angka TPT sebesar 5.52 persen, kemudian untuk tahun 2022 TPT sebesar 4.56 persen.
“Jadi, ada penurunan jumlah pengangguran di tahun 2022 ini sebesar 0.96 poin. Ini bisa saja disebabkan oleh faktor keadaan ketenagakerjaan yang semakin baik seiring dengan penguatan ekonomi,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa Barat Ir.H.Muslimin, M.Si melalui Kabid Penempatan Tenaga Kerja (Penta), Tohiruddin, SH mengatakan, jika rangkaian rekrutmen tenaga kerja oleh sejumlah perusahaan di Batu Hijau melalui sistem satu pintu yang dilakukan pihaknya telah mampu menekan tingkat pengangguran di Kabupaten Sumbawa Barat.
” Serapan jumlah tenaga kerja bahkan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan masing-masing perusahaan di Batu Hijau. Bahkan untuk presentasi tenaga lokal KSB 50.70 Persen, tenaga lokal NTB 20.50 Persen dan tenaga Nasional 26.80 Persen sehingga total 100 Persen,” jelas Tohir
Lanjut Tohiruddin SH merincikan perusahaan AMNT,AMIG dan AMIN untuk Naker lokal KSB 440 orang, Lokal NTB 317 orang dan Naker Nasional 574 orang. Sementara di perusahaan Macmahon Indonesia,MLS Naker lokal KSB 1.487 orang,lokal NTB 482 orang dan naker Nasional 706 orang.Sedangkan untuk perusahaan mitra bisnis Naker lokal KSB 2.923 orang,Lokal NTB 1.347 orang dan Naker Nasional 1.281 orang, sehingga total Naker lokal KSB 4.850 orang,Lokal NTB 2.146 orang dan Nasional 2.561 orang.
“Adapun untuk tenaga kerja asing (TKA) pada periode Juni 2022 sebanyak 54 org pada project Batu Hijau. 47 orang (TKA) lainnya, lagi berdasarkan pendataan pada Juli 2022 lalu merupakan TKA yang bekerja pada Project Smelter,” demikian Tohir.
Tohir menerangkan,berdasarkan undang – undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik,guna mewujudkan penyelenggaraan kesejahteraan sesuai peraturan perundangan-undangan,maka Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa memaparkan.(Rozak)