Sumbawa Barat.Mediajurnalindonesia.id-
Sebagai perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, AMMAN Mineral berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan ekonomi dan lingkungan. AMMAN berkolaborasi dengan masyarakat desa lingkar tambang untuk mengubah sampah sisa makanan menjadi sumber daya yang bermanfaat.
Program ini memanfaatkan limbah sampah sebagai pakan larva Maggot BSF yang tidak hanya meminimalisir biaya untuk mengelola sampah, namun juga menghasilkan produk-produk bernilai ekonomis seperti Fresh Maggot, Dried Maggot, dan pupuk organik.
Lalu Nova Setiawan Putra selaku Senior Specialist Economic Empowerment (EE) PT.AMNT menyampaikan, program pengelolaan dan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot adalah salah satu program utama yang dijalankan di bawah pilar Economic Empowerment (EE), salah satu pilar di bawah Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) AMMAN, untuk memberdayakan komunitas desa, agar mampu swadaya dalam menjaga lingkungan dan mendukung masyarakat mendapat tambahan penghasilan dari mengumpulkan, mengelola dan mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.
” Program ini mendukung program pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sesuai dengan Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding) tentang ‘Pengelolaan Sampah untuk Mendorong Pengembangan dan Implementasi Sistem Pengelolaan Sampah Berkelanjutan.” terangnya
Ia menerangkan,nota kesepakatan ini juga meliputi beberapa kerja sama lainnya, antara lain peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam pengelolaan sampah, serta pengembangan program dan kegiatan pengelolaan sampah yang inovatif.
” Budidaya maggot manfaatnya besar program ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengorganisir komunitas setempat dan mengembangkan limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi, seperti makanan ternak dan pupuk organik bagi petani dan peternak,” tuturnya
Intervensi yang dilakukan oleh program ini, antara lain pembangunan lokasi peternakan budidaya maggot, pelatihan pengelolaan dan pengolahan sampah organik, pendampingan kelompok peternak maggot (termasuk pendampingan teknis produksi, manajemen bisnis dan penjualan), pendampingan pembuatan produk bernilai ekonomi (pupuk dan pakan ternak). Masyarakat yang ikut serta dalam mengumpulkan sampah organik juga akan mendapatkan keuntungan (konsep bank sampah), mereka dapat menabung dan menukarkan sampah dengan produk sembako.
” Saat ini, program masih difokuskan di tiga desa pilot project di tiga kecamatan di lingkar tambang (Jereweh, Maluk dan Sekongkang).Namun saat ini baru dilakukan di Desa Sekongkang Atas sebagai percobaan pilot project tersebut, ” tuturnya
Kepala Desa Sekongkang atas Jayadi SH,.MH mengatakan bahwa sementara ini dilakukan percobaan untuk 100 unit timbah yang di bagikan kepada masyarakat untuk mengumpulkan sampah organik dari sisa makanan rumah tangga,kedepannya kami berharap usaha ini dikelola oleh BumDes Sekongkang Atas.
” Terimakasih Kasih dan Apresiasinya kepada AMMAN karena pihaknya melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha Maggot, AMMAN sudah berupaya melakukan sosialisasi kemasyarakat terkait usaha maggot dan melakukan pendampingan sehingga bisa mandiri,” kata kades
Sementara itu,salah satu warga bernama ibu rimba kepada awak media menyampaikan,dengan adanya program seperti ini sangat sekali membantu kami warga dalam cara mengurai sampah bisa memilih dan memilah sampah yang bisa di gunakan sebagai maggot tersebut.
” Memang pada awalnya kami merasa jijik karena sisa makanan itu menjadi Belatung,setelah kita di jelaskan bahwa itu bukan belatung melainkan adalah larva (berupa ulat) dari jenis lalat Black Soldier Fly yang biasa disebut lalat BSF.” jelasnya (Rozak).