Mojokerto- JATIM.Mediajurnalindonesia.id – Ngaji pitulasan (17an) merupakan pengajian kebangsaan dilaksanakan rutin setiap tanggal 17 setiap bulannya. Untuk bulan Juli dilaksanakan pada hari Minggu bertempat di Padepokan Sirri Al-Ladunni Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Imam Mahmudi yang akrab di panggil Gus IMM menuturkan pengajian rutin selalu diawali dengan lagu-lagu nasional dan juga digabungkan kebudayaan Nusantara. Dengan tujuan untuk membangkitkan rasa panasionalisme para ro’iyah (pada masyarakat umumnya) terhadap Republik Indonesia seperti para pejuang Pangeran Diponegoro, Hasannudin, Kyai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari dan lainnya serta mempertahankan kebudayaan Nusantara. Seperti yang dilakukan para wali saat siar agama Islam.
“Pengajian pitulasan ini untuk mengenang perjuangan para pahlawan dan melakukan siar agama melalui kebudayaan,” terang Gus IMM
Novi Farianto dari Pekalongan menjelaskan Alhamdulilah pengajian di sini sangat luar biasa sekali, Indonesia saat ini yang sangat dibutuhkan pengajian yang singkron agar ketika kita ngaji kebangsaan dengan keagamaan ya seperti ini. Supaya kita bisa memaknai semua beragama, berbangsa dan bernegara. Ini yang harusnya dilaksanakan supaya ada kesinkronan berkehidupan.
“Pengajian ini sangat luar biasa sekali. Indonesia butuh pengajian yang berkebangsaan, berbudaya seperti ini sehingga tidak melupakan kebangsaan ataupun kebudayaan,” kata Novi Farianto yang akrab dipanggil Gus Arya
“Siar melalui kebudayaan dahulunya juga dilakukan oleh para wali,” imbuh Gus Arya
Gus Arya menekankan, siar dahulu yang dilakukan oleh para wali juga melalui pendekatan budaya. Ada gending atau musik dan ini dilakukan saat pengajian Perahu Kanjeng, seharusnya ini bisa menjadi boming di masyarakat. Dengan harapan kegiatan ini minimal bisa senusantara kalau bisa internasional. Dan musik untuk pengajian yang menyentuh rasa merupakan hal yang bagus. Kecuali musiknya buat dunia malam yang banyak mudhorot.(msa)