Mataram.mediajurnalindonesia.id-
Penulis : Ahmad Efendi Pemerhati Sosial-politik, Staf Pengajar Sosiologi Agama UIN Mataram
Sejak awal mencalonkan diri sebagai gubernur NTB Ummi Rohmi sering menjadi pembicaraan yang berkepanjangan. Di awal-awal hendak berduet dengan Bang Zul agar terwujud Zul -Rohmi jilid II. Ada juga Umrah lagi atau Lagi Umrah sebagai keinginan sementara masyarkat menduetkannya dengan Lalu Gita Ariadi.
Bahkan lebih jauh baliho Ummi Rohmi sempat disandingkan dengan Bang Zul beredar massif di berbagai titik lokasi di NTB. Selangkah kemudian Ummi Rohmi pun bersanding dengan Dr. W. Musyafirin. Dengan demikian perlombaan baliho antara Zul-Rohmi dengan Rohmi-Firin pun sempat terjadi.
Dari berbagai peristiwa terdahulu Ummi Rohmi semakin terkenal. Di sisi lain peristiwa-peristiwa itu mengindikasikan Ummi Rohmi merupakan sosok yang sangat diperhitungkan keberadaannya oleh para tokoh yang hendak berkontestasi dalam gelaran pilgub 2024-2029. Pada akhirnya Ummi Rohmi pun mengokohkan diri sampai mendaftarkan diri ke KPU sebagai calon resmi gubernur berpasangan dengan Dr. W. Musyafirin.
Terbaru yang menjadi perbicangan masyarkat adalah Ummi Rohmi dengan dukungan eksplisit atau implisit dari TGB KH. Zainul Majdi. Masyarkat terus memproduksi isu mengenai Ummi Rohmi sebagai calon gubernur, mengaitkannya dengan posisi TGB sebagai adik kandungnya yang nomer 3 dari dirinya. Masyarakat mempertanyakan mengapa TGB tidak mau tegas mendukung Ummi Rohmi sementara TGB dengan tegas mendukung Pak Luthfi kakak nomer dua nya sebagai calon Bupati Lombok Timur.
Reproduksi isu terkait dukungan TGB ini pun terus-menerus menjadi bahan gorengan kedua lawan kontestasi. Para tim kedua lawan dengan berbagai cara menggunakan posisi TGB yang tidak tegas mendukung Ummi Rohmi dijadikan alasan untuk memojokkan. Bahkan posisi TGB seolah dinarasikan sedang mendukung pasangan lain dengan sikap TGB sejauh ini.
Manajemen Konflik
Apa yang diperankan TGB dalam menyikapi dinamika merupakan salah satu bentuk kepiawaian TGB dalam mengelola konflik. TGB adalah pengurus besar (PB) NWDI bersama-sama dengan dua sahabat besarnya Dr Zul dan Dr. Iqbal yang masing-masing sebagai dewan pakar dan sebagai ketua IV. Dalam posisi demikian kiranya dapat dimaklumi sikap TGB yang sedari awal secara organisasi tidak mendukung Ummi Rohmi sebagai calon gubernur karena memang organisasi NWDI bukan organisasi politik (partai). Sikap ini pula akan mengamankan posisi TGB sebagai PB yang profesional di mana bisa menempatkan urusan organisasi dengan urusan pribadi-pribadi. Dengan demikian terjawablah sudah sikap TGB mengapa ia tidak berstarement lantang mendukung kakak kandungnya Ummi Rohmi.
Pada saat yang sama yang harus diingat bahwa TGB dengan Ummi Rohmi adalah saudara kandung, sehingga mau tidak mau TGB diyakini mendukung tanpa harus menyampaikannya secara verbal. Apalagi Ummi Rauhun merestui Ummi Rohmi untuk maju sebagai calon gubernur. Logikanya jika Ummi Rauhun memberi izin kepada Ummi Rohmi maka TGB juga ikut di dalamnya karena TGB anak penurut pada Ummi nya.
Restu Ummi Rauhun itulah yang kemudian menjadi modal dasar salah satu ketua Tim Ummi Rohmi yaitu TGH. Mahally Fikri all out berjuang untuk memenangkan Ummi Rohmi-Musyafirin.Lalu disambut serentak oleh semua lapisan masyarakat, abituren, alumni, ikatan pemuda, ikatan pelajar NWDI bahkan masyarkat yang bersimpati turun tangan menyambut, mensosialisasi dan mengkampanyekan Ummi Rohmi-Musyafirin untuk maju sebgai calon gubernur/wakil gubernur.
Sampai kemudian Ummi Rohmi-Musyafirin berhasil mendaftar di KPU. Lalu dinyatakan sebagai pasangan potensial menang didasarkan pada survei Poltracking dari tanggal 5-12 September 2024 di mana Ummi Rohmi-Firin mendapatkan nilai 33 persen di susul Iqbal- Dinda dan Bang -Abah dengan hasil 26 persen dan 25 persen.(tim)