Oleh Soetanto Kaperwil Jawa Timur Mediajurnalindonesia.id
Karangan Nurul Mukarromah, S.S., M.Pd
Editor Dr. Mohammad Kholisson, M.Pd.I
Sidoarjo, Mediajurnalindonesia.id – Dalam buku Dzun Nun Al-Mishri Kalam Hikmah, Syair, Munajat dan Inspiratif. Buku ini menceritakan perjalanan Dzun Nun Al-Mishri berasal dari naubah, yaitu salah satu daerah yang berada di wilayah Mesir terletak di kawasan Mesir Hulu. Dilahirkan tahun 155 H/770 M dan wafat 245 H/860 M. Beliau dari seorang pemuda yang biasa sampai menjadi tokoh agama Islam di Mesir. Dzun Nun Al-Mishri adalah sosok pemuda yang lalai dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Hingga kemudian ia disadarkan oleh Allah SWT melalui pertemuannya dengan seekor anak burung yang mampu merubah gaya hidupnya 180 derajat.
Di dalam buku ini dipaparkan bagaimana kisah hikmah, syair, Munajat dan kisah inspiratif yang dilakukan oleh Dzun Nun Al-Mishri secara jelas dan gamblang tanpa ada yang disembunyikan. Hal ini bisa dilihat dalam salah satu halaman yang berisikan “Jika Allah menghendaki kemuliaan pada seorang hamba dengan kemuliaan yang tinggi maka Allah akan menunjukkan padanya kehinaan nafsunya, dan jika Allah hendak merendahkan hamba-Nya dengan kehinaan yang paling hina maka Dia akan menutupi kehinaan nafsunya dari pandangannya.” (Dzun Nun Al-Mishri)
Demikian juga dengan ulasan tentang hakikat kesabaran, manusia makhluk yang paling unik karena memiliki salah satunya sifat yang sabar, insting, hawa nafsu seperti makhluk yang lainnya. Diceritakan mula-mula manusia tidak memiliki kekuatan untuk bersabar Tetapi setelah akalnya mulai tumbuh dengan baik dan bentrok dengan hasrat tersebut maka pada saat itulah ia memerlukan kesabaran. Hal ini berbeda dengan binatang yang derajatnya jauh lebih rendah tidak mempunyai ilmu atau pertimbangan demi ke kebajikan yang tertinggi. Binatang hanya semata digerakkan didorong oleh kesenangan sesaat sedangkan manusia, dia dipimpin dengan cahaya petunjuk dari Allah SWT bahwa dirinya akan sengsara dan binasa apabila dia dikendalikan oleh nafsu dan hasrat yang rendah, mesti hal itu pun bahkan tidak cukup untuk menghilangkan kejahatan mereka.
Selain mengupas kesabaran juga membahas sebuah personifikasi akan penguatan keyakinan untuk menepis keraguan. Hal ini bisa dilihat di halaman 123 di mana beliau makan malam hari menggantungkan urusan perutnya kepada orang-orang yang janji dan kata-katanya dipercaya semua itu semakin menambah keyakinan dan kemantapan hatinya, terhadap manusia saja percaya dan yakin. Mengapa kepada Allah SWT bisa tidak percaya padahal Dia menjanjikan kepada manusia akan menjamin dan menanggung rezeki manusia.
Bagaimana indahnya syair yang ditampilkan, hikmah yang didapatkan , munajat doa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dan sebagainya serta kisah inspiratif yang dilakukan oleh Dzun Nun Al-Mishri.
Dan masih banyak hal yang dikupas dalam buku ini. Seperti syair, kisah inspiratif dan lainnya. Buku dengan ketebalan 240 halaman sangat bagus sekali. Sayang untuk dilewatkan karena berisikan hal-hal yang inspiratif bagi pembaca untuk mendapatkan kekuatan dalam meneguhkan keimanan khususnya Agama Islam.(msa)