Sidoarjo, Mediajurnalindonesia.id – Tradisi ruwa desa merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan masyarakat sebagai bersih desa dan ucapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas apa yang sudah diperoleh dalam satu tahun. Demikian juga yang dilaksanakan Pemdes Banjarkemantre Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo mengadakan ruwat desa dengan penutupnya pagelaran wayang kulit.
Kades Banjarkemantren Erni Suryawati mengatakan pagelaran wayang kulit ini merupakan kegiatan rutin. Ruwat desa yang sekian puluh kalinya bahkan mungkin yang kesekian ratus kalinya karena kegiatan ini sudah dilaksanakan sudah amat sangat lama sekali.
“Kegiatan ruwat desa ini sudah dilaksanakan turun temurun bahkan mungkin sudah mencapai ratusan tahun karena tidak adanya catatan yang menjelaskan mulai kapan kegiatan ruwat desa ini awal mulanya dilaksanakan. Hanya sempat berhenti selama ada pandemi covid, “kata Erni Suryawati.
“Mulai awal mula kegiatan sampai dengan saat ini Alhamdulillah tidak ada halangan yang berarti dan cuaca sangat mendukung sekali, ” tambahnya.
Bu Kades menambahkan Alhamdulillah selama kegiatan ruwat desa ini berlangsung dengan lancar bisa dikatakan tidak ada halangan dan cuaca sangat mendukung sekali. Rangkaian kegiatan ini mulai kemarin dibuka dengan Khotmil Quran, tahlil, sholawatan, ziarah kubur dan penutupan campur sari serta wayang kulit dengan Ki Dalang Surono Gondo Taruna S.Sn. M.Si semalam suntuk. kita mengambil wayang kulit semalam suntuk karena ini sudah tradisi turun temurun.
Erni menjelaskan segala sesuatunya terkait dengan kegiatan kita membentuk panitia dan berembuk dengan warga untuk menentukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan termasuk pagelaran wayang kulit termasuk Ki Dalang yang kita undang untuk menggelar pagelaran wayang kulit.
“Selama saya menjabat menjadi Kepala Desa Banjarkemantren apabila mengadakan kegiatan ruwat desa selalu membentuk panitia dan berembuk dengan warga kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan,” jelas Erni
Kebetulan di desa kami ada pejuang tari Remo jadi kalau bisa di desa kami budaya tradisional harus dilestarikan bersama tidak boleh ditinggalkan harus dipertahankan jangan sampai hilang ataupun musnah ditelan zaman.
“Di Desa Banjarkemantre ada pejuang Tari Remo, Hal ini tentu harus tetap dipertahankan dan dilestarikan supaya budaya tradisional tidak sampai hilang ditelan zaman,”(msa)