Semarang, Mediajurnalindonesia.id – Jalur sutra merupakan salah satu jalur perdagangan yang terkenal pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Tiongkok maupun di Nusantara. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan yang ada di Nusantara khususnya Kota Semarang. Salah satunya yang dilakukan oleh Laksamana Zheng He dengan membawa ratusan kapal seperti kapal harta karun (treasure ships) dan kapal-kapal pengangkut perbekalan, dengan ribuan kru.
R. Wing Wiyarso Poespojoedho, S.Sos, M.Si. Kepala Disbudpar mengatakan pameran jalur sutra maritim yang memang baru pertama kali kita gelar ini merupakan salah satu bentuk bukti komitmen dari pemerintah Kota Semarang untuk menggali sejarah, di mana dulu kota Semarang menjadi salah satu pusat perdagangan internasional diawali dengan jalur sutra yang merupakan salah satu bagian perjalanan sejarah dari Laksamana Zheng He. Beliau dulu sampai ke Semarang dan ini buktinya kita coba explore dan Alhamdulillah luar biasa banyak hal yang belum kita ketahui ternyata dan ini memang membutuhkan waktu, membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh stakeholder kita berkolaborasi, bersinergi bagaimana kita mencari kebenaran sejarah tentang jalur sutra yang memang sudah terbukti ada tapi literasinya masih hangat ini sehingga kita berharap teman-teman mungkin masyarakat yang memiliki bukti-bukti sejarah tentang keberadaan jalur sutra bisa berupa buku literasi, mungkin artefak ataupun mungkin apapun yang bisa membantu mendukung pemerintah kota bersama teman-teman dari setiap holder, dari Yayasan Klenteng Tay Kak Sie, Klenteng Sam Poo Kong, Rasa Darma dan semua pihak termasuk kita
“Pameran ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan dan merupakan komitmen pemerintah Kota Semarang untuk mengali sejarah bersama teman-teman dari stakeholder, Yayasan Klenteng Tay Kak Sie, Klenteng Sam Poo Kong, Rasa Darma dan semua pihak termasuk kita di mana dulu kota Semarang menjadi salah satu pusat perdagangan internasional,” kata R. Wing Wiyarso Poespojoedho, S.Sos, M.Si. Kepala Disbudpar
“Kita berharap akan kebenaran sejarah yang bisa membuat Semarang Go Inte5rnasional melalui nguri-nguri budaya dengan tidak melupakan sejarah,” tambahnya
Kepala Disbudpar menambahkan kita berharap kebenaran sejarah ini bisa membuat Semarang menjadi semakin go internasional kita harus nguri-nguri budaya kalau orang Jawa bilang nguri-nguri apa yang dulu menjadi sejarah masa lalu dan itu merupakan bagian dari kita menanamkan nilai untuk anak-anak kita ke depan jangan sampai lupa pada sejarahnya dan kita harapannya dengan keberadaan sejarah yang semakin kita paham anak-anak kita mengambil hikmahnya mengambil nilai-nilai positifnya untuk bisa dipegang jadikan nilai perilaku dan nilai moral yang bisa berkembang untuk anak-anak kita di masa depan.
Pak Wing menjelaskan Insyaallah ibu walikota sudah sepakat waktu kita penandatangan pakta menjadi anggota CMSR beliau berharap nanti suatu waktu mungkin tahun yang akan datang kita ada kelanjutan mengadakan konferensi atau annual meeting di Kota Semarang kita mengundang dari 36 kota dunia kita harus punya bukti dulu harus ada wujud bukti komitmen bahwa kota Semarang betul-betul paham dan tahu tentang keberadaan sejarah jalur sutra maritim yang ada di Kota Semarang. Itu yang sekarang kita lagi cari kita buat kajian juga bersama teman-teman yang paham termasuk ahli sejarah kemudian juga tentunya menggandeng semua pihak yang mungkin akan bisa membantu mensupport untuk memberikan masukan, dokumen bukti dan data dukung lainnya
“Insyaallah kedepannya kita mengadakan konferensi atau annual meeting di Kota Semarang kita mengundang dari 36 kota dengan betul-betul paham dan tahu tentang keberadaan sejarah jalur sutra maritim yang ada di Kota Semarang,” jelasnya.
“Budaya Tionghoa merupakan salah satu bagian budaya yang harus di lestarikan dengan empat tahap yaitu pelestarian, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan” beber Kadisbudpar Kota Semarang
Kadisbudpar Kota Semarang membeberkan kita kan sekarang punya undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan. Budaya Tionghoa yang ada di Semarang ini merupakan salah satu bagian budaya yang harus kita lestarikan juga ada empat tahap di sana pelestarian, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan dan itu menjadi nafas dan komitmen pemerintah kota khususnya untuk bisa mengangkat sejarah yang ada budaya yang diwariskan untuk menjadi kekuatan dan kita wariskan pada anak-anak kita agar mereka tidak lupa dengan sejarahnya jangan lupa bahwa sejarah yang kita miliki luar biasa filosofinya luar biasa tidak ada duanya di dunia bahkan orang bilang belajarlah ke Tiongkok. Nah ini salah satu budaya Tiongkok yang dibawa oleh Laksamana Zheng He ke Kota Semarang pada saat beliau menjadi Panglima dalam misi perdagangan dari daratan Tiongkok. Dan ini juga merupakan bagian sejarah dari keberadaan kota Semarang.(msa)
Tinggalkan Balasan