Mojokerto, Mediajurnalindonesia.id- Pemanfaatan Tanaman Cantik Refugia pada Sektor Pertanian: Solusi Ramah Lingkungan dari Mahasiswa Sub kelompok 8 KKN R4 UNTAG Surabaya
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan, berbagai metode inovatif telah dikembangkan untuk meminimalisir penggunaan pestisida kimia yang merusak lingkungan. Salah satu metode yang semakin populer adalah pemanfaatan tanaman refugia. Tanaman refugia adalah tanaman yang ditanam di sekitar tanaman utama untuk menarik serangga predator alami yang akan mengendalikan populasi hama. Program ini tidak hanya bermanfaat bagi keberlanjutan ekosistem pertanian, tetapi juga memperindah lingkungan pertanian dengan kehadiran tanaman yang cantik dan menarik secara visual.
Tanaman refugia seperti bunga kenikir, bunga matahari, dan bunga marigold memiliki kemampuan untuk menarik serangga predator seperti lebah, kumbang, dan laba-laba. Ini membantu menciptakan lingkungan yang seimbang di mana hama dapat dikendalikan secara alami tanpa perlu intervensi pestisida kimia yang berlebihan. Kehadiran tanaman refugia di lahan pertanian memberikan keuntungan ganda: selain meningkatkan keanekaragaman hayati, tanaman ini juga mampu menyajikan pemandangan yang indah dan menyenangkan.
Pemanfaatan tanaman cantik refugia dalam sektor pertanian merupakan langkah strategis yang kami berikan, kelompok KKN R4 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya yang di bimbing oleh Dia Puspitasari S.Sosio.,M.Si, kembangkan dalam program kerja kami. Melalui pendekatan ini, kami berharap dapat memberikan solusi ramah lingkungan dalam mengatasi masalah hama pertanian serta meningkatkan estetika lahan pertanian. Tanaman refugia yang kami gunakan antara lain bunga kenikir, bunga matahari, dan bunga marigold. Tanaman-tanaman ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki daya tarik tinggi bagi serangga predator seperti lebah, kumbang, dan laba-laba.
Dengan menanam tanaman refugia di sekitar lahan pertanian, kami menciptakan ekosistem yang lebih beragam dan seimbang, yang pada akhirnya membantu menjaga kesehatan tanaman utama serta meningkatkan hasil panen. Kami yakin bahwa upaya ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi keberlanjutan pertanian dan kesejahteraan petani. Selain itu, estetika yang dihasilkan dari penanaman tanaman refugia dapat menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung dan wisatawan, yang berpotensi mengembangkan sektor pariwisata pertanian di daerah tersebut. Keberadaan tanaman refugia ini juga dapat menjadi inspirasi bagi petani lain untuk mengadopsi praktik serupa, menciptakan tren baru dalam pertanian yang menggabungkan produktivitas dan kelestarian lingkungan.
Penggunaan tanaman refugia membawa banyak manfaat bagi ekosistem pertanian. Pertama, tanaman refugia dapat meningkatkan keanekaragaman hayati di lahan pertanian. Keanekaragaman hayati yang tinggi penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem, di mana predator alami dapat mengendalikan populasi hama tanpa perlu intervensi kimia. Kedua, tanaman refugia membantu mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang sering kali merusak tanah dan mencemari sumber air. Dengan demikian, program ini mendukung pertanian organik yang lebih sehat dan berkelanjutan. Ketiga, keberadaan tanaman cantik refugia memberikan nilai estetika tambahan yang dapat meningkatkan semangat kerja petani serta menarik wisatawan untuk mengunjungi lahan pertanian. Keempat, dengan mengurangi penggunaan pestisida, biaya operasional pertanian dapat ditekan, sehingga meningkatkan keuntungan bagi para petani. Kelima, keberadaan tanaman refugia juga membantu memperbaiki struktur tanah dan menjaga kelembaban tanah, yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman utama.
Selain itu, tanaman refugia juga berperan sebagai penyangga terhadap perubahan iklim mikro di sekitar lahan pertanian, dengan cara menyediakan habitat yang lebih stabil dan bervariasi bagi flora dan fauna lokal. Di sisi lain, tanaman refugia juga berfungsi sebagai indikator kesehatan lingkungan; keberadaan dan keberhasilan pertumbuhannya menunjukkan bahwa lahan pertanian berada dalam kondisi yang baik dan seimbang. Lebih jauh lagi, tanaman refugia dapat membantu dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dengan memperbaiki keseimbangan karbon di lahan pertanian, mendukung upaya global dalam mitigasi perubahan iklim.
Kami menyadari bahwa implementasi program ini memerlukan sosialisasi dan edukasi yang intensif kepada para petani. Oleh karena itu, dalam kegiatan KKN ini, kami tidak hanya menanam tanaman refugia, tetapi juga mengadakan pelatihan dan workshop bagi para petani setempat. Kami menjelaskan manfaat dan cara pemeliharaan tanaman refugia, serta berbagi pengetahuan tentang cara mengidentifikasi serangga predator yang bermanfaat. Respon dari para petani sangat positif, mereka antusias mencoba metode ini dan berharap dapat melihat hasil yang baik dalam waktu dekat. Selain itu, kami juga melibatkan para petani dalam proses pemantauan dan evaluasi, sehingga mereka dapat secara langsung melihat dan memahami dampak positif dari penggunaan tanaman refugia. Kami juga mengajak para petani untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka, sehingga metode ini dapat disesuaikan dengan kondisi lokal dan menjadi lebih efektif.
Selain itu, kami juga bekerjasama dengan akademisi dan peneliti untuk mengembangkan metode yang lebih baik dalam memanfaatkan tanaman refugia, serta mencari solusi terhadap tantangan yang mungkin muncul selama pelaksanaan program ini. Pelatihan yang kami adakan tidak hanya fokus pada aspek teknis penanaman, tetapi juga mencakup pengelolaan ekosistem secara keseluruhan, sehingga petani dapat memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam di sekitar lahan pertanian mereka. Hal ini juga mencakup teknik-teknik modern dalam pengelolaan lahan yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam pelatihan ini, kami juga menekankan pentingnya kolaborasi antar petani untuk berbagi pengalaman dan teknik terbaik dalam penggunaan tanaman refugia, menciptakan komunitas yang saling mendukung dan belajar bersama.
Ke depan, kami berharap program pemanfaatan tanaman cantik refugia ini dapat diadopsi lebih luas di berbagai daerah. Dengan demikian, pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dapat tercapai. Program ini tidak hanya bermanfaat dari segi ekologi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan potensi peningkatan hasil pertanian dan pariwisata agrikultural. Kami percaya bahwa kolaborasi antara mahasiswa, petani, dan pemerintah daerah dapat mewujudkan visi ini. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, pertanian Indonesia dapat lebih maju dan lestari.
Kami juga berharap bahwa penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menemukan lebih banyak jenis tanaman refugia yang efektif dan sesuai dengan kondisi lokal, sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan dan diterapkan secara luas. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin bahwa pertanian berkelanjutan dapat menjadi kenyataan yang membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. Kami berharap bahwa generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang lebih sehat dan produktif, serta melihat bahwa upaya kecil yang dilakukan hari ini dapat memberikan dampak besar di masa depan.
Selain itu, kami juga mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif kepada petani yang mengadopsi praktik-praktik pertanian berkelanjutan seperti penggunaan tanaman refugia, sebagai bentuk penghargaan dan dorongan untuk memperluas implementasi metode ini. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, kami yakin bahwa masa depan pertanian Indonesia akan semakin cerah dan berkelanjutan. Program ini juga dapat menjadi contoh yang baik untuk negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengelola pertanian mereka dengan cara yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain insentif, kami juga menyarankan adanya kebijakan yang mendukung penelitian dan pengembangan lebih lanjut terkait tanaman refugia, sehingga inovasi terus berkembang dan memberikan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan pertanian masa depan.(esu/msu/msa)