Sidoarjo-mediajurnalindonesia.id-Upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu/AKI dan Angka Kematian Bayi/AKB serta stunting dilakukan dari hulunya. Skrining terhadap ibu-ibu hamil terus dilakukan Pemkab Sidoarjo. Itu dimaksudkan untuk menentukan bayi yang dikandung terdapat kelainan tertentu apa tidak. Selain itu pelayanan ANC (Antenatal Care) atau perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan juga selalu dilakukan. Pelayanan itu melibatkan ibu kader PKK desa. Disetiap Posyandu desa, pelayanan-pelayanan tersebut diberikan. Ditambah pelayanan pemeriksaan stunting terhadap balita. Semua dilakukan kader kesehatan dibantu kader PKK.
Pagi tadi jejaring skrining layak hamil, ANC dan stunting bagi tenaga kesehatan dievaluasi Dinas Kesehatan Sidoarjo di ruang rapat Koperasi Delta Makmur Sidoarjo, Jumat, (23/6). Seluruh ketua TP.PKK Kecamatan dan kader kesehatan dihadirkan. Evaluasi itu untuk menentukan sejauh mana keberhasilan percepatan penurunan stunting di Sidoarjo telah dilakukan. Rapat tersebut dibuka langsung oleh Ketua TP.PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor S.Hum. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Feny Apridawati ikut hadir.
Ketua TP.PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor menyampaikan peran kader PKK penting dalam percepatan penurunan AKI AKB serta stunting. Pasalnya mereka yang langsung bersentuhan dengan sasaran program tersebut. Mereka yang mengetahui langsung keadaan ibu hamil maupun balita yang ada di lingkungannya. Kader PKK dapat memberikan edukasi kepada ibu hamil pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan datang ke Posyandu.
“Lakukan pendekatan kepada ibu hamil atau orang tua yang memiliki anak yang mengalami masalah gizi, ajak ke Posyandu, beritahu bahwa cek kesehatan di Posyandu tidak bayar, bahkan akan mendapatkan vitamin, kita beri penjelasan itu,”ucapnya.
Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor atau yang akrab dipanggil Ning Sasha itu mengatakan peran kader PKK seperti ini akan sangat membantu percepatan penurunan AKI AKB dan stunting. Itu akan terwujud dari ibu hamil yang sehat dengan rutin memeriksakan kehamilannya serta anak yang sehat dengan kepedulian orang tua untuk memberikan imunisasi kepada buah hatinya. Kader PKK dapat menyampaikan prihal menjaga kehamilan tetap sehat kepada ibu hamil.
“Lakukan pendekatan kekeluargaan, ajak ibu hamil atau orang tua yang memiliki anak yang belum mendapatkan imunisasi untuk datang ke Posyandu,”pintanya.
Istri Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP itu juga meminta kader kesehatan dibantu kader PKK kembali mengaktifkan Posyandu Remaja. Menurutnya itu penting. Ia katakan percepatan penurunan AKI AKB dan stunting tidak hanya dilakukan pemerintah sendiri maupun TP. PKK. Semua pihak harus terlibat. Termasuk keterlibatan remaja. Peran remaja dalam mencegah AKI AKB dan stunting dapat dimulai sekarang. Remaja diedukasi seperti apa penanganan permasalahan itu. Hal itu dapat sebagai bekal persiapan mereka sebagai orang tua yang akan melahirkan generasi yang sehat.
“AKI AKB maupun stunting dapat dicegah saat usia remaja, edukasi terhadap permasalahan ini perlu diberikan kepada remaja, sehingga saat mereka menikah nanti tidak menjadi ibu hamil beresiko tinggi terhadap kehamilannya maupun ibu hamil beresiko stunting, oleh karenanya Posyandu remaja saat ini dibutuhkan keberadaannya,”ucapnya.Nit