Semarang, Mediajurnalindonesia.id – Dalang dalam seni pertunjukan wayang kulit, dalang adalah pemain utama yang mengendalikan figur wayang dan bertugas sebagai narator. Dalang harus memiliki kemampuan berbicara, bernyanyi, dan memerankan berbagai karakter. Kata dalang berasal dari bahasa Jawa Kuno ḍalaṅ yang berarti pemain boneka. Di dalam keratabasa, dalang diartikan sebagai ngudal piwulang (membeberkan ilmu) dan memberikan pencerahan kepada para penontonnya. Juga bisa diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mengatur atau memimpin suatu gerakan atau operasi secara tersembunyi dan dalam skala besar
Saroso S.Sn. Kabid Kebudayaan Disbudpar Kota Semarang mengatakan kami dari
Disbudpar Kota Semarang mendukung agenda rutin yang diadakan setiap malam Jumat Kliwon. Kegiatan hari ini menjadi salah satu unggulan di Kota Semarang dalam rangka untuk melestarikan seni budaya khususnya pedalangan supaya kesenian wayang bisa lestari dikembangkan dan untuk belajar generasi muda. Biasanya kita menampilkan dalang-dalang dari luar kota Semarang tapi hari ini menampilkan dalang lokal. Dengan tujuan dalang lokal bisa tampil di acara Kamis malam Jumat Kliwon, serta untuk mengembangkan kemampuan seni pedalangan.
“Kami sangat mendukung setiap kegiatan budaya seperti pagelaran wayang kulit yang diadakan pada malam hari ini, “kata Saroso S.Sn.
“Dengan tampilnya dalang muda yang masih berusia 13 tahun, ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami serta kami mensupport para dalam muda itu untuk bisa tampil di acara Festival baik itu kota provinsi bahkan tingkat nasional, “tambahnya
Kabid kebudayaan dinas Budpar menambahkan kami sangat senang sekali dengan tampilnya dalang muda yang usianya masih 13 tahun dan perempuan Yang malam ini bisa menunjukkan bahwa perempuan bisa tampil sebagai dalang. Ini suatu kebanggaan bagi kami sebagai pemerintah Kota Semarang serta mendukung bagaimana supaya nantinya dalam yang tampil nantinya bisa tampil di festival dalang tingkat Kota Semarang pada Bulan Oktober tahun ini. Salah satu dari dukungan kami kepada para pengiat budaya ataupun dalang khususnya dalang muda yaitu fasilitasi. Semua bentuk festival seni dalang dari tingkat kota, dari usia anak sampai remaja ini artinya kami sudah memberikan waktu, ruang dan trmpat untuk berekspresi para dalang muda di Kota Semarang
Sarjana Seni menjelaskan kami berharap untuk dalang-dalang muda ini supaya jangan meninggalkan budaya lokal seperti pedalangan karenanya seni pedalangan merupakan warisan leluhur yang harus kita jaga bersama. Siapa yang akan mempertahankan seni pedalangan ini kalau bukan generasi muda. Jadi harapannya mari kita bersama-sama melestarikan seni pedalangan ini sehingga para dalang muda yang ada di Semarang bisa berkembang bahkan bila perlu sampai tingkat dunia.
“Marilah kita bersama-sama menjaga warisan budaya nusantara yang penuh dengan filosofi ini sehingga harapan kedepannya banyak muncul para dalang muda, “jelasnya
Maston Lingkar ketua Teater Lingkar mengatakan kita mengadakan kegiatan setiap Hari Kamis malam Jumat Kliwon karena menurut perhitungan orang Jawa malam Jumat Kliwon yang paling yang tepat untuk melakukan laku diri, laku roso, menep bagaimana kita bisa mawas diri sehingga tidak sampai menjadi orang yang ojo dumeh atau serakah. Serta biasanya kami memakai gagrak Solo, Jogja, Banyumasan, dan lainnya tapi khusus untuk malam ini kita pakai gagrak Soloan
“Kita mengelar wayang kulit ini yang ke 321. Untuk hari ini memakai Gagrak Soloan,” kata Maston Lingkar
Pak ketua menambahkan karena kita melihat bahwa wayang kulit itu bagi anak muda sesuatu yang asing sehingga kita butuh memperkenalkan jagad pewayangan ini kepada anak-anak muda supaya merasa memiliki jagad pewayangan karena di jagad pewayangan penuh dengan pitutur yang adiluhung. Oleh karena itu kami mengelar pagelaran wayang kulit Kamis malam Jumat Kliwon itu supaya mereka bisa merasakan peninggalan leluhur itu memang luar biasa.
“Kita prihatin dan maysgul sekali melihat para generasi muda yang merasa asing akan wayang julit maka untuk itulah kita menggelar acara ini guna memperkenalkan pada generasi muda akan pewayangan,”tambahnya
Harapan Kita ke depan generasi muda lebih sering nonton wayang kulit atau nanggap wayang kulit supaya kebudayaan nusantara yang adiluhung ini tidak hilang tergerus zaman.
Bilqis Kanakawati Chakastu atau Ni Sarawati Chakasti mengatakan pertama-tama Saya mengucapkan terima kasih sekali kepada ketua teater lingkar yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk bisa tampil mendalang serta merasa sangat senang sekali dan bangga bisa tampil di pagelaran malam ini. Karena Eyang saya dulunya dalang dan saya yang menerima warisan bermain wayang dari keturunan leluhur. Dan Kebetulan malam ini kita menggelar lakon Brotoseno mudun atau Dewa Ruci dengan gagrak Solo.
Harapan kedepannya para generasi muda tidak meninggalkan warisan leluhur Nuasantara yang Adhi Luhung ini. Marilah dijaga dan dilestarikan serta dikembangkan supaya bisa bertahan selamanya.(msa)