Ragam Informasi
Trending

Paguyuban Adat Leluhur Bebekeq Gelar Rapat Penguatan Identitas Lembaga

Lombok Utara.Mediajurnalindonesia.id- Pengurus Paguyuban Adat Leluhur Bebekeq (Baleq) Desa Selelos Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara menggelar rapat dengan agenda pembahasan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), yang dihadiri puluhan pengurus dan beberapa perwakilan masyarakat, bertempat di kediaman Mangku Bebekeq, pada Minggu (25/6/2023).

Selain membahas AD/ART, rapat juga membahas beberapa renacana program kegiatan yang menjadi prioritas dalam waktu dekat yaitu pembangunan dapur khusus kegiatan ritual Memarek, Memule, Ngaji Lawat dan acara-acara sakral lainnya. Kemudian, rencana pelebaran jalan menuju Makam Berangkaq di sebelah barat kampung Selelos.

Ketua Baleq, Raden Agus Bakri menyampaikan pentingnya pengokohan struktur pengurus untuk memperkuat lembaga melalui legalitas internal. Selain itu penting juga penguatan identitas lembaga berbadan hukum formal seperti akta notaris.

“Seperti harapan kita untuk memperkuat lembaga ini perlu kita buat akta notaris supaya ada dasar pembentukan lembaga ini. Ini bisa mempermudahkan kita untuk membuat pengajuan program kegiatan kepada pemda,” terang Ketua Baleq yang lebih tersohor disapa Amiq Galih ini.

BACA JUGA   Kapolres AKBP Heru Muslimin Gelar Silaturahmi dan Bukber dengan Awak Media Cetak dan Online se KSB

Agus Bakri menambahkan, bahwa tujuan pembuatan akta notaris sebagai bukti keabsahan lembaga dari sisi hukum bernegara. Adanya akta notaris maka sebuah lembaga memiliki bukti yang sah secara hukum formal dan diakui oleh pemerintah.

“Kita mesti segera membuat akta notaris ini, karena nanti saat pembuatan proposal kita bisa lampirkan sebagai bukti bahwa memang benar lembaga ini dibentuk berdasarkan hukum dan undang-undang. Ini agar rencana program dapat berjalan lancar nantinya,” tandasnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Pembina Baleq, Raden Nyekratati, bahwa saat ini diperlukan selain pembahasan terkait AD/ART juga perlu penekanan pentingnya anggota atau pengurus menjadikan paguyuban ini untuk ruang diskusi sesuai harapan bersama.

“Perlu dipahami kepengurusan sebagai personalia yang akan mewarnai wacana penyelenggaraan suatu kegiatan. Tidak menutup kemungkinan nantinya kita pengurus jadi sasaran kritik dari berbagai pihak. Jangan sampai muncul sinyalir dari para pihak bahwa kegagalan sebuah program kegiatan justru terletak pada masalah implementasinya. Esensi kebijakan tampak melalui manfaatnya terhadap kelompok sasaran yang dituju,” jelasnya.

BACA JUGA   Sepuluh Panduan Sukses Ke Jerman Bersama Bavaria Akademie

Nyekratati lantas menengaskan, sebagian pihak memandang paguyuban tersebut sebelah mata. Pasalnya bisa dilihat dari anggota yang terlibat sebagai pengurus saja banyak yang tak hadir, padahal banyak hal yang harus dibedah bersama.

“Terutama kita berharap adik-adik yang masih muda ini. Mereka perlu kita bina jangan sampai yang muda tidak mengenal adat leluhur yang saat ini kita perjuangankan. Sekarang kita bina, kita didik mereka karena percuma saja anak-anak kita memiliki pengalaman tinggi, gelar mentereng namun gagal memahami adat dan budaya sendiri. Mereka generasi terbaik kedepan jangan sampai mereka tidak tahu saat ditanya orang dari luar daerah padahal yang ditanyakan mengenai adat istiadat wilayah sendiri,” tegasnya.(Doel)

Artikel Lainnya

Back to top button