Ragam Informasi
Trending

Motivasi diri dan Semua Santri Ponpes Darul Hikmah Tanak Beak Narmada “Satu Tarikan Nafas ” untuk Cinta pada Agama dan Negara

Lombok Barat, Mediajurnalindonesia id- Hari ini diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Sebagai salah satu Pondok di Nusa Tenggara Barat, Pondok Naga Darul Hikmah turut merayakannya. Bertempat di lapangan Pondok Naga Darul Hikmah, acara ini juga dihadiri oleh beberapa lembaga dalam naungan Yayasan Darul Hikmah, yaitu MI Tanak Beak dan RA Darul Hikmah serta Ibu-ibu Muslimat Tanak Beak. Ahad ,22/10/2023

Dalam kesempatan ini Pimpinan Pondok Naga Darul Hikmah, Al-Mukarram TGH. Khalilurrahman M.Ag yang sekaligus sebagai Pembina Upacara pada peringatan Hari Santri Nasional kali ini menyampaikan pidatonya.

“Salah satu pahlawan Nasional kita, Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam satu bait mengatakan bahwa cinta pada agama dan cinta pada negara adalah satu kesatuan yang saling berkaitan.” Jelasnya.

BACA JUGA   Ciptakan Atmosfir Baru Bulan Ramadhan, Babinsa Stiling Ajak Warga Terangi Kampung

“Hari ini tambahnya,kita memperingati dan mengenang kembali bagaimana perjuangan para santri dari pondok-Pondok pesantren. Dari pondok pesantren besar yang ada di Indonesia, ada yang umurnya lebih tua dari Negara ini. Nadhatul Ulama lahir pada tahun 1926, Muhammadiyah lahir 1918, Nahdhatul Wathan lahir 1926 dan Indonesia lahir tahun 1945. Yang membuktikan bahwa Kiyai dan Santri lebih dulu ada dari Negara ini. Oleh sebab itu, saat ini sebagai santri, kita harus bisa memberikan kontribusi besar untuk negara ini.” Terangnya

Untuk dapat berkontribusi dalam mewujudkan cinta Agama dan Negara, perlu adanya keberanian untuk mengambil resiko. Di antaranya resiko untuk berjuang, resiko untuk meninggalkan kesenangan-kesenangan, resiko untuk dicaci maki, resiko untuk difitnah, resiko untuk disepelekan dan seterusnya.

BACA JUGA   Bupati Sumbawa Barat Lantik 18 Kades Terpilih,Titip Pesan Kelola Keuangan dengan Baik dan Rangkul Warga Serta Optimalkan Program PDPGR

“Tepat 14 abad yang lalu, Rasulullah Saw mengambil resiko diasingkan oleh keluarganya. Kemudian pada 1945 Bung Karno dan Bung Hatta mengproklamasikan Indonesia dan merekapun telah siap untuk dikejar bahkan juga dipenjara.

“Dalam akhir pidato, Beliau mengatakan bahwa jika hanya ingin hidup enak. Maka bersiaplah untuk dilibas oleh sejarah. Bahwasanya pahlawan-pahlawan itu tercipta dari caci maki dan berani mengambil bagian yang paling menyakitkan dalam hidup mereka. Hidup tidak akan sepi dengan komentar. Maka lakukanlah hal yang baik. (Red.Mji)

Artikel Lainnya

Back to top button