Lombok Tengah.mediajurnalindonesia.id-Kepala Sekolah SMAN 1 Jonggat Lombok Tengah, Mazhab S.Pd, menyayangkan sikap salah satu wali murid, yang melaporkan dugaan peristiwa pengeroyokan terhadap anaknya, yang dilakukan oleh teman satu sekolah SMAN 1 Jonggat, ke Aparat Penegak Hukum(APH).
“Laporan wali murid tersebut ke APH,sangat kita sayangkan, karena tanpa terlebih dahulu pristiwa kejadian tersebut disampaikan ke pihak sekolah di SMAN 1Jonggat Lombok Tengah, untuk diselesaikan secara kekeluargaan,”kata Kepsek.
Kepsek SMAN 1 Jonggat Mazhab S.Pd, ketika dikonfirmasi awak media menjelaskan, peristiwa dugaan pengeroyokan, yang terjadi pada hari sabtu tgl 25 Nopember 2023, bertepatan dengan hari guru nasional, dimana peristiwa itu terjadi ketika anak anak SMA sudah pulang sekolah hampir 40 menit.
Ditegaskan Kepsek, kejadian peristiwa dugaan pengeroyokan di luar jam pelajaran sekolah, juga tempat kejadiannnyapun diluar lingkkungan sekolah, tapi sekolah yang dipojokkan oleh salah satu pemberitaan di media.
“Peristiwa itu terjadi, setelah anak anak muridnya sudah pulang sekolah, hampir 40 meniit, setelah kepulangan mereka,secara logika kalo murid sekolah pulang sampai 40 menit, maka anak tersbut sudah berada dirumah mereka dan sudah tidur, namun informasi yang saya terima, anak yang dikeroyok dan yang mengeroyok masih ditempat kejadian, di depan alfamart ubung, ” Tegas Kasek.
Kasek menuturkan, menurut trisila pendidikan ada tiga komponen yang harus mematau keberadaan anak anak murid, yang pertama ada masayarakat, yang kedua ada orang tua wali murid dan yang ketiga ada pihak sekolah, ketika pristiwanya di luar lingkungan sekolah, dan diluar jam pelajaran sekolah, maka pihak sekolah memiliki keterbatasan untuk melakukan pengawasan terhadap anak anak muridnya, karena jumlah murid di SMAN 1 Jonggat jumlah ribuan orang.
Ketika pristiwa pengeroyokan itu terjadi diluar lingkungan dan diluar jam belajar disekolah, maka secara bersama sama punya tanggung jawab, antara sekolah dengan masyarakat dimna tempat kejadian tersebut, juga merupakan tanggung jawab dari orang tuanya untuk mengawasi anaknya, akan tetapi karena disebut anak anak murid SMAN 1 Jonggat, tentu pihak sekolah memiliki rasa tanggung jawab, kata Kasek.
Ditegaskan Kasek,”sebelum peristiwa itu terjadi, kami bersama dengan anak anak murid, melakukan bakti stunting bekerja sama dengan pukesmas, membagikan sekitar 4000 telur, yang telurnya dari anak anak murid dan dari sekolah, ada donor darah, dan ada santunan, namun tidak ada pemberitaan tentang kegiatan sekolah tersebut, dan kami sama OSIS sampai isya berada disekolah, tidak ada informasi atau laporan tentang pengeroyokan, tersebut pada hari sabtu itu, “kata Kasek.
“Kami justru didatangi pihak paman dari murid yang diduga dikeroyok, pada hari senin, setelah dua hari, dugaan tentang pengeroyokan itu terjadi, dan sudah dilaporkan ke APH, sudah diberitakan tanpa ada konfirmasi, dan cenderung menyudutkan sekolah,” kata Mazhab.
Ditambahkan Kasek, yang telah banyak meraih prestasi sebagai Kepala Sekolah tersebut, hari senin dinaikkan terkait perisitiwa pengeroyokan, untuk meluruskan pembetitaan yang sifatnya sepihak dan cenderung memojokkan pihak sekolah, dari enam orang yang diduga melakukan pengeroyokan, satu orang secara sukarela bersama orang tuanya, datang minta pindah ke sekolah lain, bukan sekolah yang memindahkan, dan 5 orang yang diduga melakukan pengoroyokan, sudah diberi sangsi dengan scorsing, selama tiga hari tdk diizinkan masuk sekolah.
“Kami berharap kepada semua pihak, terutama kepada wali murid dan masyarakat sekecamaatan jonggat, untuk menjaga nama baik sekolah SMAN 1 Jonggat, sekaligus merasa memiliki, sebagai tempat menuntut ilmu anak anak kita, karena di SMA ini, telah banyak muridnya meraih perestasi, sehingga patut untuk dibanggakan, seperti menjadi anggota paskibraka tingkat Nasional, membawa nama baik sekolah, dapat mengibarkan bendera, di istana negara 17 Agustus 2023, juga sebagai juara karate tingkat nasional, dan baru baru ini anak murid kita, dikirim ke Malaysia mewakili NTB, untuk mengikuti ajang balap otomotif motocross, tingkat internasional,” tutup Kasek, (Fatur/MJI).