Mediajurnalindonesia.id-
Penulis : Ahmad Efendi
Penulis sudah beberapa kali mendengar Ummi Rohmi menyampaikan amanahnya pada berbagai kesempatan silarurrahmi dengan para relawannya. Pidato-pidato Ummi terkesan diulang-ulang karena memang substansi yang mau disampaikan dalam berkontestasi adalah bagaimana beradu gagasan. Kontestasi adalah adu visi misi, adu program, adu strategi.
Kontestasi bukan ada kuat otot. Kontestasi pilkada bukan adu perang. Kontestasi bukan adu tawuran. Inilah pesan substansi yang berusaha Ummi tekankan kepada semua relawan bahkan kepada semua peserta kontestasi pilkada dan masyarkat NTB.
Dari pesan-pesan yang cenderung soft penulis menjadi maklum betapa Ummi Rohmi sebagai seorang perempuan dengan naluri alami nya bermain. Mode perempuannya muncul ke permukaan mewarnai berbagai penyampaiannya di berbagai tempat yang dikunjunginya. Dengan pidato feminimnya justru pointnya sangat bernilai.
Ummi Rohmi telah memerankan dirinya sebagai ibu untuk semua. Ummi Rohmi hendak menenangkan gelaran pilkada di NTB sekaligus berniat tegak lurus sebagai peserta berpasangan dengan Pak Hw Musyafirin.
Point-point yang disampaikan Ummi Rohmi bagaimana pun pesan yang sangat penting dalam rangka mendidik dan memberikan permakluman kepada masyarakat NTB agar mengedepankan peradaban yang baik di dalam berkontestasi.
Kebutuhan Dasar
Sebagai seorang ibu rumah tangga, penulis meyakini Ummi Rohmi akan berjuang untuk sedapat mungkin menyediakan kebutuhan dasar dapur ibu-ibu. Ummi Rohmi sebagai ibu rumah tangga pasti mengetahui bagaimana seorang ibu harus selalu mendapatkan kebutuhan dapur setiap hari. Mereka dituntut untuk selalu menyajikan makanan, namun kadang ibu rumah tangga sering bingung juga dengan harga-harga kebutuhan dapur yang mengalami labilitas setiap saat.
Untuk itu Ummi Rohmi bisa mengedepankan program-program kebutuhan dasar bagi menyediakan keperluan ibu-ibu dalam rangka memenuhi kebutuhan dapur mereka setiap hari. Pemerintah dapat melakukan berbagai intervensi ke pasar dalam rangka nenstabilkan harga-harga kebutuhan dapur. Pemerintah mempunyai banyak instrumen dan banyak cara untuk selalu membuat kebijakan pro terhadap ibu-ibu rumah tangga.
Apalagi dengan kehadiran seorang pemimpin perempuan yang bisa jadi lebih sensitif dalam merespon kondisi rumah tangga. Dengan demikian ada harapan besar bagi masyarkat NTB agar setiap saat harga-harga kebutuhan dapur selalu ramah kepada ibu-ibu.
Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan bahwa Ummi Rohmi sebagai bakal calon gubernur NTB di samping cenderung mengedepankan feminisme, ia juga akan banyak membuat kebijakan-kebijakan domestik di mana akan berdampak ringan bagi Ibu-ibu untuk mengatur kebutuhan rumah tangganya.
Di samping itu tentunya persoalan-persoalan lain dalam urusan kepentingan semua masyarkat NTB senantiasa akan diatensi secara penuh. Bagaimana pun perempuan mempunyai naluri melindungi, sehingga Ummi juga tidak perlu diragukan kiprahnya kelak sebagai pelindung untuk semua entitas di NTB. Di sisi lain seorang perempuan terlihat cukup detail dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaanya. Dari sini masyarkat dapat bercermin bagaimana seorang Ummi Rohmi akan bekerja dengan detail pula. Memperhatikan semua garis-garis yang sudah ditentukan. Tertib dalam melaksanakan semua pekerjaan dan aturan-aturan main yang sudah ditentukan.
* Pemerhati Sosial-Politik, Staf Pengajar Jurusan Sosiologi Agama UIN Mataram. Ketua Batur NTB*.(Ramli)