Lombok Tengah.Mediajurnalindonesia.id-Perkembangan Dunia pariwisata pasca covid-19 kini sudah semakin menggeliat saat ini terlihat khususnya di daerah NTB yang terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid , hal ini ditandai dengan meningkatnya pendapatan warga pengusaha kecil dan menengah ( UMKM ).(30/01/23)Di samping itu juga kebangkitan ekonomi dapat kita lihat salah satunya dengan banyaknya cafe maupun restoran dan rumah makan disetiap tempat dengan menawarkan berbagai macam menu makanan terutama masakan daerah khas Suku Sasak di pulau Lombok.
Pulau Lombok sebagai salah satu alternatif tujuan para wisatawan lokal maupun wisatawan asing, beberapa rumah makan dan restoran di Lombok yang menawarkan berbagai macam menu kuliner termasuk makanan yang diadopsi dari luar pulau Lombok , namun kebanyakan dari pengunjung pencinta kuliner baik dalam & luar negeri tetap memburu sensasi yang berbeda sesuai dengan khas daerah yang dikunjunginya , bahkan tidak sedikit yang ingin melihat langsung ke tempat proses penyajian makanan , dari bahan apa dan bagaimana proses pembuatan kuliner khas Sasak Lombok yang terkenal dengan keramahan warganya itu .
Melihat peluang usaha ini perempuan yang akrab di sapa Mbak Nunung tidak menyiakan kesempatan emas tersebut , dari tangan dialah terlahir cipta rasa makanan & minuman kuliner tradisional khas Sasak lombok yang dapat menggugah selera kepada setiap orang yang datang berkunjung ke cafenya , dengan tanpa mengesampingkan tren makanan lain yang lagi merambah dunia kuliner.*Banyak yang ingin menggeluti usaha ini sebagai orang pertama yang tercatat dalam sejarah dunia kuliner khas Lombok , namun karena terbentur oleh keterbatasan pengetahuan dan reprensi yang tidak mendukung sehingga mengurungkan niatnya untuk memulai usaha tersebut.
NUNUNG sapaan akrabnya , adalah seorang warga Asli suku Sasak Lombok yang telah keliling merantau ke beberapa tempat wisata & kuliner dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari keluarga secara turun temurun tentang makanan Kuliner khas Lombok , Ia mencoba memberanikan diri untuk mengadu nasib dengan membuka cafe ditengah sawah yang diberi nama ,” PAWON BANGKET “, yang artinya Dapur Sawah .
Pawon Bangket ( Dapur Sawah ) adalah perpaduan antara budaya Adat Suku Sasak dan masakan kuliner tradisional Sasak Lombok yang berada ditengah sawah , hal ini pemilik cafe Nunung bertujuan untuk memanjakan para pengunjung agar di samping merasakan lezatnya makanan kuliner khas Lombok juga dapat mempraktikkan langsung proses pembuatannya sekaligus dapat melihat budaya Adat suku Sasak Lombok ditengah panorama alam persawahan yang masih Asri.
“Saya merasa bersyukur masih dapatmempertahankan masakan kuliner khas Lombok dan memperlihatkan budaya adat Sasak Lombok di cafe sawah sampai saat ini , sebelumnya saya memperoleh resep dari nenek moyang kami ,” cerita Nunung kepada awak media senin (30/01/23)
Bagi para wisatawan atau pengunjung terutama terhadap pemburu kuliner walaupun berada dipulau Lombok masih jarang menemukan makanan tradisional khas Lombok yang pas ( asli ) menurut lidah kita karena disamping langka juga tidak semua warga Lombok mengetahui resep apa saja yang digunakan oleh cafe Pawon Bangket yang di buat oleh Nunung ini.
Untuk pengunjung yang ingin merasakan nikmatnya makanan dan suasana Cafe Pawon Bangket yang berada ditengah sawah bisa di akses dari arah mana saja dan tempatnya tidak jauh tepatnya di dusun bengkung , Desa Marong kecamatan Praya Timur , Kabupaten Lombok tengah Nusa Tenggara Barat ( NTB ).
Cafe Pawon Bangket tersebut dapat kita tempuh dari kota Mataram sekitar 40 menit sementara dari Bandara Internasional Zaenuddin Abdul Madjid Lombok ( BIZAM ) sekitar 10 km dan dari Sircuit mandalika 15 km , cukup dekat kan….!( Red.H.Misran )