Kabupaten Bima-NTB.Mediajurnalindonesia.id – SD Inpres Tololara yang terletak di Desa Madawau, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima kini kondisinya terlihat sangat memprihatinkan.
Untuk itu, salah satu tokoh pemuda di desa setempat yakni Syuryadin meminta dengan tegas terhadap Pemkab Bima untuk segera mengambil sikap untuk menyelamatkan dunia pendidikan dan segera gantikan kepala sekolah dinilai gagal memimpin sekolah.
“Pemkab Bima jangan tinggal diam dan harus bertindak menyikapi kondisi sekolah yang kian hari makin memprihatinkan ini,” pintanya dengan tegas pada Sabtu, (23/7/22).
Pria yang disapa Surya Ghempar ini menjelaskan, sekolah tersebut setiap tahun tetap mencetak generasi-generasi yang kreatif, inovasi dan cerdas, sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Apalagi, dia merupakan lulusan di sekolah tersebut dan memilki rekam jejak yang membawa nama baik sekolah dan tidak pernah turun dari juara III antara Juara I dan II.
“Saya Alumni tahun 2006 dan memiliki rekam jejak yang membawa nama baik sekolah hingga diutus mewakili setiap perlombaan tingkat sekolah,” ungkap Surya Ghempar selaku Pendiri Organisasi Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Madawau (IMPM).
Menurutnya, kondisi SD Inpres Tololara mulai memprihatinkan setelah hadirnya pemimpinan yang baru, sarana dan prasarana maupun fasilitasnya amburadul, hingga para peserta didik saat menerima pelajaran terlihat sudah tidak nyaman lagi.
“Jika ini dibiarkan, maka masa depan generasi bangsa lebih khusus Desa Madawau, Kabupaten Bima bakal hancur dan tidak ada yang bisa diandalkan,” seruan pria yang terlihat cukup sederhana ini.
Pria yang juga berprofesi Jurnalis ini berpendapat, kehadiran pemimpin yang baru di sekolah tersebut, dinilai tidak memiliki ide, gagasan, kreatif maupun Inovisi, karena bagaimanapun, maju dan mundurnya sebuah sekolah tergantung pemimpin yakni kepala sekolah itu sendiri.
Berangkat dari itu semua, pria yang memiliki antusias tinggi terhadap generasi penerus ini kembali menegaskan, terhadap Pemkab. Bima melalui Dinas Pendidikan Budaya dan Olahraga (Dikbudpora) agar mengambil sikap atau tindakan secepat mungkin.
Beberapa hari kemarin tokoh masyarakat dan orang tua murid, mahasiswa dan pemuda mendaping melakukan audiensi sudah kali sampai tiga kali, namun kepala sekolah tak masuk kantor sampai hari ini, lalu pihak guru-guru disekolah tersebut kepala sekolah lagi di Mataram karena anaknya lagi sakit dirawat dirumah sakit.
“Segera gantikan Kepala sekolah, kalau tidak, bagaimana nasib masa depan anak-anak kalau seperti ini.
Pihak-pihak terkait belum bisa dikonfirmasi oleh awak media ini, hingga berita dipublikasikan. (Van).