SUMBAWA BARAT .Mediajurnalindonesia.id-PT.AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara) merupakan perusahaan pertambangan logam tembaga dan emas terbesar ke dua setelah PT Freeport Indonesia,pertengahan tahun 2022 total lahan yang dibuka 3.185,81ha sehingga total reklamasi 786,31 ha.
Head Of Corporate Communication AMNT, Kartika Octaviana menyatakan, upaya unggulan yang dilakukan AMMAN dalam pengelolaan lingkungan pertambangan adalah reklamasi dan revegetasi. Upaya ini terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi hutan seperti sedia kala.
” Kami menyadari bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat meningkatkan efisiensi operasional, yang memberikan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga reklamasi sangat penting dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.” Kata Vina
Lanjut Vina,tujuannya untuk mengubah penggunaan lahan terganggu menjadi penggunaan yang produktif sesuai peruntukkannya. Menstabilkan secepatnya permukaan lahan terganggu akibat konstruksi, penambangan atau penimbunan batuan. Meminimalkan erosi dan sedimentasi dari lahan reklamasi ke aliran air permukaan.
” Menumbuhkan kembali vegetasi asli yang lestari sesuai dengan fungsi kawasannya serta membantu kembalinya spesies tanaman langka, berharga atau memiliki arti penting bagi restorasi habitat satwa liar,” demikian Vina
Amman berkomitmen,pemberdayaan masyarakat lokal dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti inilah yang terus dikembangkan perusahaan melalui program-program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR). Melalui pemberdayaan itu juga diharapkan terwujudnya masyarakat mandiri di sekitar tambang.
” Kami berdayakan masyarakat sekitar tambang seperti pembuatan coconet berasal dari Desa Maluk,Pembuatan ijuk di Desa jereweh, sementara bibit pohon reklamasi di desa sekongkang dan tongo” jelas Vina kepada wartawan ekspedisi Talonang 2022 (24/8/22).
Vina menjelaskan,untuk mengkontrol erosi di area reklamasi, kita memasang jaring yang terbuat dari serabut kelapa (coconet), lalu melakukan penebaran biji tanaman dengan metode hydroseeding. Coconet yang berfungsi untuk kontrol erosi pada areal reklamasi tersebut diperoleh dari hasil produksi unit usaha lokal disekitar tambang.
” Dari tahun 2015 hingga Desember 2020, lebih dari 400 ton limbah kelapa telah didaur ulang masyarakat sekitar tambang menjadi coconet dan cocopeat yang berguna sebagai pengendali erosi di area reklamasi,” imbuhnya.
Unit usaha pengolahan serabut kelapa untuk menghasilkan coconet, ini menjadi salah satu program lingkungan perusahaan melalui pemberdayaan masyarakat dan memanfaatkan sumber daya lokal karena hasil produksinya sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan reklamasi tambang.
Selain itu pula,sebagai pekerja dilokasi reklamasi dari warga lokal lingkar tambang, seperti dari Desa Tongo, Sekongkang, jereweh dan Taliwang. Karena Sub kontraktornya berasal dari perusahan lokal.(Rozak)