Mataram.Mediajurnalindonesia.id-
Penulis : Ahmad Efendi, Pemerhati sosial politik, staf pengajar pada jurusan Sosiologi Agama UIN Mataram
Setelah beberapa minggu deadlock pasangan Romfi berhasil keluar dari kemelut “jebakan politik” pemilukada calon gubernur /wakil gubernur 2024. Masyarakat NTB yang hendak digiring untuk memilih dua pasang kontestan, kini bisa dapat memilih lebih dari dua pasang. Dari yang tadinya hendak disetting dua pasang menjadi tiga pasang.
Romfi yang tadinya hendak dimatikan di luar ring kini bisa naik ke atas ring. Menyusul dua pasang kontestan pilgub yang terlebih dahulu mendapatkan tiket sebagai syarat sah untuk bertanding. Bagi masyarkat NTB “ketertinggalan” Romfi mendapatkan tiket Pilgub benar-benar menguji kesabaran. Bagaimana pun Ummi Rohmi harus berusaha memenuhi kuota kursi dewan yang disyaratkan, sementara di sisi lain harus tetap menjaga irama perjuangan masyarakat NTB yang mendukung agar tidak patah semangat. Bagaimana pun selang waktu dari 2 pasang yang mendapatkan tiket dengan tiket pasangan Romfi lumayan lama yaitu setidaknya 2 minggu.
Dalam dua minggu itulah Ummi Rohmi harus tetap menjaga soliditas dan solidaritas masyarkat NTB yang mendukung Romfi. Kondisi di lapangan di mana seolah Ummi Rohmi mengalami rintangan berat untuk mendapatkan tiket atau kursi yang disyaratkan. Dalam pada itulah masyarakat NTB pendukung Romfi menunggu harap cemas.
Lalu bagaimana sebenarnya memahami dinamika politik khususnya dinamika politik pemilu gubernur 2024 NTB ini?
Untuk sampai pada jawaban ada baiknya dipahami beberapa mazhab / aliran/ faham politik. Faham politik realisme. Tokoh faham politik ini dinisbahkan kepada Machiavelli. Menurut paham tersebut bahwa power adalah segala-galanya. Bahkan menurut paham Machiavelli tidak ada moral dalam dunia politik, oleh karena itu boleh menghalalkan segala cara. Lebih baik ditakuti dari pada dihormati juga bagian dari paham Machiavelli
Faham politik yang kedua adalah liberalisme. Pada konteks ini ada beberapa hal yang menjadi paradigma studinya seperti kesetaraan, Kebebasan individu, Pemerintahan terbatas, hak asasi manusia dan Demokrasi.
Faham politik liberalisme sering dinisbahkan pada nama besar Jhon Locke. Hidup pada tahun 1600-an berkebangsaan Inggris. Seorang filsuf dan empirisme sejati karena memang akhirnya menggeluti Fisika dan Kedokteran.
Faham politik ketiga adalah idealisme di mana institusi negara harus dipimpin oleh orang-orang baik dan bermoral. Tokoh filsuf politik ini adalah Plato.
Idealisme hampir dapat dikatakan sesuatu yang utopis. Bagaimana pun orang-orang baik dan bermoral itu relatif. Bisa jadi yang mendekati dari prinsip faham politik idealis ialah clean goverment and good governance.
Setting Dua Pasang
Penulis meyakini ada upaya pihak-pihak tertentu hendak mendorong atau mengkondisikan kontestan pilgub 2024 sedapat mungkin diikuti oleh 2 pasang bakal calon. Hal ini terkomfirmasi dari media pemberitaan online di mana salah satu pasangan yang sudah tercukupi kursinya, namun tetap mengumpulkan partai-partai bersamanya. Bahkan ketika partai bergambar pohon beringin gabung masih ada upaya untuk mengambil 1 partai yang tersisa.
Langkah terdahulu hanya dapat dipahami lewat kerangka pikir faham realisme politik. Di mana power adalah segala-gala nya. Akumulasi power (kapasitas daya besar) untuk menjadi sumber kekuatan yang ditakuti. Oleh sebab itu power dikumpulkan dari yang disyararkan hanya 13 kursi menjadi sebanyak-banyak nya kursi. Bahkan hendak memborong kursi-kursi agar tidak tersisa.
Padahal pada paham politik liberalisme ada prinsip demokrasi, di mana sejak beberapa bulan lalu sudah ada pasangan yang juga butuh kursi untuk syarat setara dalam berkontestasi. Pada titik inilah penulis curiga adanya usaha menghabisi bakal calon Romfi sebelum masuk okatgon pertandingan. Ummi Rohmi pun melihat gejala ke arah demikian berusaha sedapat mungkin lepas dari jaring-jaring jebakan agar apa yang sudah dirintis sejak awal bisa berjalan. Lagian masyarkat NTB di belakang Ummi Rohmi dan Pak H.W. Musyafirin menaruh harapan yang cukup tinggi dalam usahanya mengantarkan Romfi untuk sampai pada NTB1 dan 2.
Vibe kegelisahan masyarakat dapat dirasakan oleh pasangan Romfi, sehingga dengan segala daya yang ada Romfi berusaha mendapatkan PKB yang nyaris terlepas terambil pihak yang cenderung mengakumulasi kursi sebanyak-banyaknya. Kesyukuran banyak masyarkat NTB pun menyeruak ke permukaan dengan mengekspose liputan siaran dan foto-foto terkait bergabungnya PKB sebagai kecukupan syarat bagi Romfi untuk mendaftar ke KPU pada tanggal 27 Agustus mendatang.(Ramli /tim)