Mataram NTB, Mediajurnalindonesia.id – Kementerian Agama (Kemenag) kota Mataram lakukan pembinaan dan pendampingan layanan pendidikan agama islam terhadap Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) lingkup Kementerian Agama Republik Indonesia Kota Mataram di Aula Kemenag Kota Mataram, Jum’at (7/6/2024).
Kegiatan tersebut menghadirkan 70 peserta yang terdiri dari Ketua KKG PAI Kecamatan se-kota Mataram, Ketua MGMP SMP, SMA/SMK Kota Mataram, Ketua FKG PAI TK dan Pokjawas PAI Kota Mataram, dan Tim PAKIS Kemenag Kota Mataram.
Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Provinsi NTB H. Azzudin menjelaskan, ada tiga program yang saat ini sedang dilakukan oleh Kemenag kaitannya dengan layanan guru pendidikan agama islam diantaranya, Pertama: Peningkatan kompetensi guru PAI melalui PPKB (PD1, PD2, PD3, dan Pro1, Pro2, Pro3, dan PPG), Kedua: pemberian insentif kepada guru Non PNS, Non PPPK, Non Sertifikasi. Ketiga: program pendidikan profesi guru (PPG).
Selain itu terdapat program yang saat ini di dorong oleh Kemenag agar bisa dilaksanakan di satuan Pendidikan sekolah Dasar hingga Menengah yakni program pemberantasan buta huruf Al-Quran yang menyasar siswa di seluruh satuan Pendidikan di kota Mataram.
“Program pemberantasan buta huruf Al-Quran ini harus di galakkan di sekolah. Momentum tahun ajaran baru ini kesempatan yang bagus untuk melaksanakan asesmen awal PAI pada muatan Al-Quran. Kemenag nantinya akan membuatkan keseragaman format untuk mendata kemampuan baca Al-Quran bagi siswa”, ungkap Azzudin.
Menurutnya program ini penting untuk dilakukan sebagai upaya membumikan Al-Quran di lingkungan sekolah. “Pemetaan peserta didik yang belum bisa membaca Al-Quran (mengaji) harus segera dilakukan, berdosa guru PAI jika ada peserta didiknya belum bisa baca Al Quran”, ujarnya.
Dalam rangka mewujudkan program tersebut, Kemenag nantinya akan melakukan pembinaan dan melatih guru PAI di semua jenjang mulai dari TK hingga SMA/SMK. Hal ini penting untuk dilakukan sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru PAI pada pengetahuan dan keterampilan di bidang Al-Quran.
“Hasil penelitian yang menjadi perbincangan nasional bahwa guru PAI lulusan perguruan tinggi dari sisi pengetahuan agama masih minim, sedangkan pada sisi metode guru PAI justru lebih unggul”, beber Azzudin.
Sementara itu merespon masalah program pendidikan profesi guru (PPG) yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat dari para guru PAI, Kanwil Kemenag Provinsi NTB menegaskan bahwa PPG sepenuhnya tergantung dari kesiapan anggaran dari pemerintah daerah.
“PPG tahun 2024 untuk guru PAI NTB akan di mulai pada bulan Juli mendatang. Total ada 138 orang se-NTB saat ini dalam proses verval PPG tahun 2024, ini bagi guru PAI yang sudah ada sering anggaran dari Kabupaten/kota. Khusus Kota Mataram kuotanya kosong sudah 3 tahun terakhir ini karena tidak ada suport dana dari pemerintah kota”, ungkap Azzudin.
Dengan kondisi tersebut Kemenag berharap pemerintah daerah kabupaten/kota untuk lebih peduli terhadap nasib guru PAI yang sudah bertahun-tahun antri untuk pemanggilan PPG. (Red. Mji)